Kamis, 16 November 2017

Fungsi, Peran, Tujuan, Tugas Public Relation

Related image

konsultan public relations - Tujuan dari Public Relation adalah : 

1. Terpelihara dan terjadinya sama-sama pengertian (Segi Kognisi)
Sama-sama pengertian diawali dari sama-sama ketahui atau mengetahui maksud humas selanjutnya adalah buat public dan organisasi/instansi mengetahui. Baik tentang keperluan, kebutuhan, keinginan, ataupun budaya semasing.
2. Melindungi dan membuat sama-sama yakin (Segi Afeksi)
Untuk menjangkau maksud sama-sama yakin ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasive dapat diaplikasikan. Sikap sama-sama yakin keberadaannya masih tetap berbentuk laten, yaitu ada pada kepercayaan seorang juga akan rutinitas/ketulusan orang yang lain (organisasi/instansi) dan pada kepercayaan organisasi juga akan kebaikan/ketulusan publiknya.
3. Pelihara dan membuat kerja sama (Segi Psikomotoris)
Pertolongan dan kerja sama ini telah berbentuk tingkah laku atau termanifestasikan berbentuk aksi tertentu.

Peranan Dari Public Relation adalah : 

1. Peranan Konstruktif
Djanalis menganalogikan peranan ini jadi “Perata Jalan”. Peranan konstruktif ini mendorong humas buat kegiatan maupun beberapa aktivitas yang terencana, berkaitan yang relatif berbentuk pro aktif.
2. Peranan Korektif
Peranan Korektif bertindak jadi “Pemadam Kebakaran”. Jika sebuah organisasi/instansi terjadi beberapa masalah (krisis) dengan public, maka humas harus bertindak dalam menangani terselesaikannya problem itu.

Ø Menurut Cutlip and Center : 
a. Mendukung aktivitas manajemen dan menjangkau maksud organisasi
b. Membuat komunikasi dua arah dengan timbale balik dengan menebarkan info dari perusahaan pada public dan menyalurkan opini public pada perusahaan.
c. Melayani public dan memberi nasehat pada pimpinan organisasi untuk kebutuhan umum
d. Membina hubungan dengan serasi pada organisasi dan public, baik internal ataupun eksternal.
peranan PR dalam sebuah organisasi adalah seperti berikut :

1. Communication Tehnician
Beberapa praktisi masuk dunia PR ini jadi tehnis. Pada step ini kekuatan jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk bertindak menulis, menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis fitur, dan lain-lain. Biasanya praktisi dalam peranan ini tidak ada ketika manajemen menjumpai kesusahan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen jadi pengambil ketentuan. Peranan mereka lebih ke arah penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka jadi " the last to know "

2. Expert Prescriber
Praktisi PR jadi pendefinisi masalah, pengembang program dan memeiliki tanggungjawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka jadi pihak yang pasif. Manajer yang lain menyerahkan pekerjaan komunikasi seutuhnya ke tangan si " komunikasi " ini hingga mereka dapat kerjakan pekerjaan mereka yang lain. Nampaknya bangga karena PR seperti ini dianugerahi keyakinan tinggi namun karena tidak ada keterlibatan top manajemen dalam peranan PR maka PR seakan terisolir dari perusahaan. Ia repot sendiri dengan pekerjaannya. Di pihak manajemen mereka juga jadi sangat bergantung pada PR nya. Mereka jadi minim prinsip pada pekerjaan – pekerjaan PR, padahala seperti di ketahui semestinya pekerjaan PR harusnya dilakukan oleh kebanyakan orang yang ada pada sebuah perusahaan,

Dalam soal diffusi peranan dan peranan PR hingga mereka memahami spirit pentingnya PR untuk perusahaan jadi rendah dan akan tidak tersosialisasi bahkan juga terburuk juga akan hilang keyakinan top manajemen juga akan peranan PR untuk sebuah organisasi. Hal semacam ini juga akan terjadi jika top manajemen banyak merasa dikecewakan oleh PR yang dipandang mereka jadi pakar.

3. Communication Facilitator
PR jadi pendengar setia dan broker info. Mereka jadi penghubung, interpreter dan mediator pada organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way communicationnya lewat cara buka halangan komunikasi yang ada/yang terjadi. Maksudnya dalam hal semacam ini adalah untuk sediakan keperluan dua belah pihak juga akan info, buat perjanjian yang melibatkan ketertarikan keduabelah pihak.

Beberapa aktor dengan peranan ini meletakkan dianya jadi sumber info dan jadi kontak pada organisasi dan publiknya. Jadi wasit dari hubungan, memantapkan agenda yang juga akan didiskusikan pada dua belah pihak, menyimpulkan pandangan, bereaksi pada masalah, menolong partisipan mendiagnosa problem, menolong merampungkan problem yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka jadi boundary spanner pada perusahaan dan publiknya. Mereka bekerja dibawah anggapan kalau two way communication dapat tingkatkan kwalitas pengambilan ketentuan organisasi dan umum dalam soal prosedur, kebijakan, dan aksi beda yang berhubungan dengan ketertarikan ke-2 belah pihak.

4. Masalah Solving Facilitator
Mereka bekerjasama dengan manajer beda untuk mendeskripsikan dan memecahkan problem. Mereka jadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Gabung dengan konsultan dari mulai awal direncanakan program sampai evaluasinya. Menolong manajemen mengaplikasikan PR jadi bagian peranan manajemen yang sama juga dengan aktivitas manajemen yang beda.
PR berperan jadi bagian penting penganalisis kondisi, memiliki peranan yang intens dalam pengembangan prosedur, kebijakan, product dan tindakan perusahaan. Mereka juga memiliki power merubah suatu hal yang semestinya dirubah. Mereka harus ikut serta dalam semua bentuk perubahan organisasi.

Melalui peranan ini mereka jadi memahami spirit setiap program baik motivasi ataupun maksud kenapa program harus dikerjakan, mereka mendukung perubahan strategis organisasi, ketentuan yang sifatnya taktis dan memiliki prinsip pada perubahan dan dapat sediakan semua suatu hal yang diperlukan dalam rencana perolehan maksud program. Mereka dimasukkan jadi tim manajemen karena mereka dapat tunjukkan kekuatan dan nilai dalam menolong manajemen mengatasi dan merampungkan persoalan

0 komentar:

Posting Komentar